OjoDumeh Eling Lan Waspodo Huruf Jawa Dan Tafsirannya Ajaran Hidup Dari Kaki Semar Tatanan Pemberi Hidup Tuntunan Sikap Terhadap Pemberi Hidup Arti dari Putra Wayah Kaki Memanfaatkan Kesempatan Kenyataan Hidup Sabtu, 07 Mei 2011 Memanfaatkan Kesempatan Aji Mumpung PengertianWhatsapp Payment. 6/17/2020 10:02:00 AM faizarteta Teknologi No comments. Facebook resmi meluncurkan WhatsApp Payment fitur layanan pengiriman uang. Layanan WhatsApp Payment ini diluncurkan di Brasil, padahal selama ini Facebook melakukan uji coba layanan ini di India sejak tahun lalu dan sedang menunggu OjoDumeh Eling Lan Waspodo OJO DUMEH ELING LAN WAPODO ATAU JANGAN MENTANG-MENTANG INGAT DAN WASPADA. JANGAN MENTANG MENTANG Orang hidup didunia tidak akan lepas dari “ Berputarnya roda kehidupan ”, yang selalu berubah. · Mentang–mentang kaya, kemudian merasa bahwa apa saja dapat dibeli dengan uang. Sayaambil pepatah Jawa dlam menyikapi masa pandemik ini:Eling artinya ingat asal-usul, nikmat & karunia pada kta yg di berikan TuhanWaspodo artinya Waspada, MantraPenjinak Ular. April 18, 2018. Mantra Pejinak Ular "SEBUAH Desa, Sebuah Mitos". Begitulah subjudul Kuntowijoyo mengawali cerita bersambungnya yang dimuat di Kompas mulai hari ini, berjudul Mantra Pejinak Ular. Menokohkan Abu Kasan Sapari yang dipercaya oleh kalangan terdekatnya sebagai masih keturunan pujangga besar Ronggowarsito, cerita cara mengetahui whatsapp sedang berada dipanggilan lain. Eling itu sadar sebagai fungsi tertinggi dari angan2,dimana bayangan maya sudah mulai tersingkirkan layaknya embun yg dibias sinar mentari pagi………. Pada tahun 1980an, TVRI pada acara mimbar kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pembicaranya sering menyebut kata ELING sehingga banyak yang menyebut nama beliau pak Eling, karena sering banget menyebut kata eling… hehehehehe ELING & WASPADA !!!!!!! Dua buah kata yang berisi pesan-pesan mendalam dan dianggap sakral. Namun tidak setiap orang mengerti secara jelas apa yang dimaksud kedua istilah tersebut. Sebagian yang lain hanya sekedar tahu saja namun kurang memahami makna yang tepat dan tersirat di dalamnya. Perlu kiranya mengulas sedikit uraian agar supaya mudah dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi pada saat bumi sedang bergolak banyak bencana dan musibah seperti saat ini. Keselamatan umat manusia tergantung sejauh mana ia bisa menghayati kedua peringatan tersebut dalam kehidupan sehari. Sikap eling ini meliputi pemahaman asal usul dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. ELING DIMENSI KETUHANAN 1. Eling atau ingat, maksudnya ingat asal usul kita. Dari Tuhan dicipta melalui bapak dan ibu karena kehendak Tuhan sangkaning dumadi. Pemahaman ini mengajak kita untuk menyadari bahwa tak ada cara untuk tidak mengingkari penyebab adanya diri kita saat ini yakni Tuhan God. Jadi orang harus tahu dan sadar diri untuk selalu manembah kepada Hyang Mahakuasa. . 2. Eling maksudnya kita harus menjalani kehidupan didunia ini sebagai syarat utama yang menentukan kemuliaaan kita hidup di alam kelanggengan nantinya, di mana menjadi tempat tujuan kita ada di bumi paraning dumadi. Manembah bukan hanya dalam batas sembah raga, namun lebih utama mempraktekan sikap manembah tersebut dalam pergaulan sehari-hari kehidupan bermasyarakat. ELING DIMENSI KEMANUSIAAN 1. Keutamaan untuk eling sebagai manusia yang hidup bersama dan berdampingan sesama makhluk Tuhan. Instrospeksi atau mawas diri sebagai modal utama dalam pergaulan yang menjunjung tinggi perilaku utama lakutama yakni budi pekerti luhur, atau mulat laku kautamaning bebrayan. Dengan melakukan perenungan diri, eling dari mana dan siapa kita punya, kita menjadi, kita berhasil, kita sukses. Kita tidak boleh “ngilang-ilangke” atau menghilangkan jejak dan tidak menghargai jasa baik orang lain kepada kita. Sebaliknya, eling sangkan paraning dumadi, berarti kita dituntut untuk bisa niteni kabecikaning liyan. Mengerti dan memahami kebaikan orang lain kepada kita. Bukan sebaliknya, selalu menghitung-hitung jasa baik kita kepada orang lain. Jika kita ingat dari mana asal muasal kesuksesan kita saat ini, kita akan selalu termotifasi untuk membalas jasa baik orang lain pernah lakukan. Sebab, hutang budi merupakan hutang paling berat. Jika kita kesulitan membalas budi kepada orang yang sama, balasan itu bisa kita teruskan kepada orang-orang lain. Artinya kita melakukan kebaikan yang sama kepada orang lainnya secara berkesinambungan. 2. Eling bermakna sebagai pedoman tapa ngrame, melakukan kebaikan tanpa pamrih. Tidak hanya itu saja, kebaikan yang pernah kita lakukan seyogyanya dilupakan, dikubur dalam-dalam dari ingatan kita. Dalam pepatah disebutkan,” kebaikan orang lain tulislah di atas batu, dan tulislah di atas tanah kebaikan yang pernah kamu lakukan”. Kebaikan orang lain kepada diri kita “ditulis di atas batu” agar tidak mudah terhapus dari ingatan. Sebaliknya kebaikan kita “ditulis di atas tanah” agar mudah terhapus dari ingatan kita. 3. Eling siapa diri kita untuk tujuan jangan sampai bersikap sombong atau takabur. Selalu mawas diri atau mulat sarira adalah cara untuk mengenali kelemahan dan kekurangan diri pribadi dan menahan diri untuk tidak menyerang kelemahan orang lain. Sebaliknya selalu berbuat yang menentramkan suasana terhadap sesama manusia. Selagi menghadapi situasi yang tidak mengenakkan hati, dihadapi dengan mulat laku satrianing tanah Jawi ; tidak benci jika dicaci, tidak tidak gila jika dipuji, teguh hati, dan sabar walaupun kehilangan. WASPADA 1. Waspada akan hal-hal yang bisa menjadi penyebab diri kita menjadi hina dan celaka. Hina dan celakanya manusia bukan tanpa sebab. Semua itu sebagai akibat dari sebab yang pernah manusia lakukan sendiri sebelumnya. Hukum sebab akibat ini disebut pula hukum karma. Manusia tidak akan luput dari hukum karma, dan hukum karma cepat atau lambat pasti akan berlangsung. Sikap waspada dimaksudkan untuk menghindari segala perbuatan negatif destruktif yang mengakibatkan kita mendapatkan balasannya menjadi hina, celaka dan menderita. Misalnya perbuatan menghina, mencelakai, merusak dan menganiaya terhadap sesama manusia, makhluk, maupun lingkungan alam. 2. Waspada, atas ucapan, sikap dan perbuatan kita yang kasat mata yang bisa mencelakai sesama manusia, makhluk lain, dan lingkungan alam. 3. Waspada terhadap apapun yang bisa menghambat kemuliaan hidup terutama mewaspadai diri sendiri dalam getaran-getaran halus. Meliputi solah perilaku badan dan bawa perilaku batin. Getaran nafsu negatif yang kasar maupun yang lembut. Mewaspadai apakah yang kita rasakan dan inginkan merupakan osiking sukma gejolak rahsa sejati yang suci ataukah osiking raga gejolak nafsu ragawi yang kotor dan negatif. Mewaspadai diri sendiri berati kita harus bertempur melawan kekuatan negatif dalam diri. Yang menebar aura buruk berupa nafsu untuk cari menangnya sendiri, butuhnya sendiri egois, benernya sendiri. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus mewaspadai diri pribadi dari nafsu mentang-mentang yang memiliki kecenderungan eksploitasi dan penindasan adigang, adigung, adiguna. Dan nafsu aji mumpung ing ngarsa mumpung kuasa, ing madya nggawe rekasa, tutwuri nyilakani. 4. Waspada dalam arti cermat membaca bahasa alam nggayuh kawicaksananing Gusti. Bahasa alam merupakan perlambang apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bencana alam bagaikan perangkap ikan. Hanya ikan-ikan yang selalu eling dan waspada yang akan selamat. 5. Esensi dari sikap eling dan waspada adalah berfikir, berucap, bersikap, bertindak, berbuat dalam interaksi dengan sesama manusia, seluruh makhluk, dan lingkungan alam dengan sikap keluhuran budi, arif dan bijaksana. Mendasari semua itu dengan “agama universal” yakni cinta kasih sayang berlimpah. Menjalani kehidupan ini dengan kaidah-kaidah kebaikan seperti tersebut di atas, diperlukan untuk menghindari hukum karma hukum sebab-akibat yang buruk, dan sebaliknya mengoptimalkan “hukum karma” yang baik. Hukum karma, misalnya seperti terdapat dalam ungkapan peribahasa ; sing sapa nggawe bakal nganggo, siapa menanam akan mengetam, barang siapa menabur angin akan menuai badai. Dalam kondisi alam bergolak, hukum karma akan mudah terwujud dan menimpa siapapun. Kecuali orang-orang yang selalu eling dan waspada. Karena kebaikan-kebaikan yang pernah anda lakukan kepada sesama, kepada semua makhluk, dan lingkungan alam sekitar, akan menjadi PAGAR GAIB yang sejati bagi diri anda sendiri. Memang itulah eling lan waspada, eling marang Gusti lan waspada marang awake dhewe, ingat kepada Tuhan dimanapun kapanpun dan sedang apapun ketika tidur duduk berdiri lebih2 ketika sakaratul maut, waspada terhadap diri sendiri dari setan yg paling halus atau sombong juga setan yg paling kasar yaitu manusia yg kesetanan….semoga ini bisa membuat sedulur2 utk lebih bisa mulat sarira satunggal sari rasa tunggal Eling marang KESADARAN akan suara-Kehendak URIP yang selama ini selalu MENGGENDHONG Raga kita kemana-mana. Eling menowo kito kedah TETEKEN URIP ing samubarang tumindak. Waspada marang GODA RENCONO kehendak RAGA yang selalu penuh TIPU DOYO kang TANPO KENAL TUWUK lan SEMARAH anggene Nggayuh KEMELIKAN DONYA BRONO. Terkait dengan ini, kita juga harus senantiasa melatih diri kita agar hati kita terbuka, untuk mengenal lebih baik diri sejati kita, agar dapat menggunakan “hati nurani” kita, yang merupakan anugrah yang luar biasa dari Tuhan kepada manusia. Hati nurani inilah yang sering disebut sebagai Percikan Illahi, Guru Sejati, sumber segala ilmu dan informasi yang jauh lebih hebat dari intuisi dan otak yang terbaik sekalipun. Akhir kata, eling dan waspada keduanya dapat dicapai secara sempurna, hanya melalui proses pembelajaran dalam rangka mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Melalui latihan hati, memurnikan hati dengan membuang semua ego dan emosi negatif kita, yang menjadi kunci utama hubungan kita kepada Tuhan. Dan selalu berdoa kepada-Nya, sehingga kita dapat mengenal Diri Sejati kita, kita dapat menggunakan “hati nurani” kita yang merupakan Guru Sejati kita, yang akan memberi informasi terbaik bagi kita, yang jauh lebih hebat dari intuisi dan otak yang terbaik sekalipun. Suket godhong kayu watu bledheg cahya Kutu2 walang antaga Werjit cacing kang arupa gemremet Kang anak2 tanpa laki Kang gilig tanpa ngglintiri Kang manis tanpa nggulani Kabeh kang kumetip kang kesamadan dening Dzating Urip Dadya pangayomanku Sumber Kompasiana OlehFajar Rafiki WirasandjayaMalang Pancaroba, 11 Mei 2021 ELING LAN WASPADAFalsafah Jawa banyak mengajarkan tentang kebijaksanaan hidup. Beberapa diantaranya adalah falsafah tentang konsep Eling dan Waspada dalam kasusastran yang ditulis oleh Pujangga besar Jawa dari Kasunanan Surakarta yakni Raden Ngabehi Ronggo Warsito Rangga Warsita dalam serat Kalatida. Secara utuh kalimat tersebut berbunyi sabegja-begjaning kang lali, luwih begja kang eling klawan waspada, seberuntung-beruntungnya orang yang lalai, lebih beruntung orang yang tetap ingat dan waspada. Namun tidak semua orang mengerti secara persis makna dari falsafah Jawa tersebut. Berawal dari realitas tersebut perlulah kiranya ada sedikit uraian agar petuah yang luhur ini mudah dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi hari ini, saat kita hidup di jaman hyper reality yang serba tidak pasti, ketika semesta sedang bergolak banyak musibah juga bencana. Pepeling peringatan tersebut menjadi penting untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perlahan mari kita kupas satu persatu makna dari Eling lan pertama adalah makna dari kata Eling ꦲꦺꦭꦶꦁEling secara harfiah berarti eling n. èngêt k 1 pikirane pulih kaya sakawit tmr. wong sêmaput, edan lsp; 2 mangêrti manèh marang prakara sing wis lawas; 3 ora lali; 4 ent. ngrumangsani, wêruh marang kaanane dhewe lsp; di-[x]-i ora dilalèkake, dirêmbug dipikir mungguhing kaanane asale lsp di-[x]-ake Poerwadarminta, 1939 Eling secara harfiah bermakna ingat dan ngrumangsani sadar dengan keadaan. Sikap eling ini jika ditinjau lebih jauh meliputi kesadaran tentang dimensi ketuhanan dan dimensi Dimensi KetuhananEling atau ingat berdasar dimensi ketuhanan maksudnya adalah kita memiliki kesadaran conciousness tentang asal usul penciptaan, tujuan penciptaan, tujuan manusia hidup, bagaimana menjalani hidup dan bagaimana manusia menjalani kehidupan setelahnya after life. Singkatnya adalah Tuhan sebagai sangkan paraning dumadi, dari Tuhan semua berasal menuju Tuhan semua berakhir, kehendak Tuhan atas semua dan ciptaan-Nya. Pemahaman ini mengajarkan kita untuk menyadari bahwa tak ada cara untuk menafikkan penyebab adanya diri kita saat ini yakni sang Causa Prima atau Tuhan Maha Esa God. Kesadaran ini akan mendorong manusia untuk selalu manembah kepada Hyang bahwa kita harus menjalani kehidupan fana ini sebagai syarat utama yang akan menentukan kemuliaaan kita kelak di alam kelanggengan after life nanti, alam yang mana akan menjadi tempat tujuan kita ada paraning dumadi. Manembah bukan hanya dalam batas sembah fisik, namun lebih utama mempraktekan sikap manembah tersebut dalam pergaulan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat untuk menggapai ridho Dimensi KemanusiaanDi samping kesadaran spiritual terkait hubungan vertikal terhadap Tuhan/Gusti, eling sebagai peranan dalam relasi manusia yang saling hidup berdampingan sesama makhluk Tuhan juga menjadi keutamaan Eling mring sesama. Eling dalam dimensi kemanusian menganjurkan kita agar selalu instrospeksi diri atau mawas diri sebagai modal utama dalam pergaulan yang menjunjung tinggi perilaku utama lakutama yakni budi pekerti luhur, atau mulat laku kautamaning bebrayan.Eling dalam dimensi kemanusiaan dapat kita wujudkan secara nyata dalam kehidupan sesama manusia harus saling menghormati. Kedua, sesama manusia harus saling menolong. Ketiga, sesama manusia harus saling mengingatkanEling siapa diri kita bertujuan agar jangan sampai kita bersikap sombong atau takabur. Selalu mawas diri atau mulat sarira adalah cara untuk mengenali kelemahan dan kekurangan diri pribadi juga untuk menahan diri self control untuk tidak berbuat yang merugikan orang lain. Sebaliknya selalu berbuat yang menentramkan suasana terhadap sesama manusia. Selagi menghadapi situasi yang tidak mengenakkan hati, dihadapi dengan mulat laku satrianing tanah Jawi yaitu tidak benci jika dicaci, tidak gila jika dipuji, teguh hati, sabar walaupun diterpa nestapa dan akan peran manusia dalam dimensi kemanusiaan akan mendorong kita untuk bisa memahami dan mengerti kebaikan yang telah orang lain lakukan kepada kita niteni kabecikaning liyan. Berusaha ikhlas, berhenti pamrih dan berhenti menghitung-hitung untung rugi, melupakan dan memendam jasa atau kebaikan yang pernah kita perbuat untuk orang lain, sebaliknya kita harus niteni kebaikan yang orang lain pernah lakukan kepada kita. Hutang budi merupakan hutang paling berat. Jika kita kesulitan membalas budi kepada orang yang sama, balasan itu bisa kita teruskan kepada orang-orang lain. Artinya kita melakukan kebaikan yang sama kepada orang lainnya secara estafet, maka kebaikan akan selalu bertebaran. Bertindak tulus ikhlas karena Gusti Yang Maha Kuasa tanpa mengharap pamrih kepada artinya adalah kita sadar akan hal-hal yang bisa menyebabkan diri menjadi hina dan celaka. Kewaspadaan dapat diwujudkan dengan waspada ing lair kewaspadaan terhadap bahaya yang tampak nyata, waspada ing batin kewaspadaan yang hakiki, waspada saka panggada menangkal godaan yang menjerumuskan, waspada tan kena lena lengah sekejap bisa lenyap, dan waspada tan kena keblinger mewaspadai jebakan yang menyesatkan.Hukum yang berlaku disekitar manusia adalah hukum sebab-akibat causalitas. Hukum Kausalitas merupakan hukum keniscayaan bagi alam semesta, dan merupakan fitrah manusia untuk memahaminya bahwa setiap akibat/peristiwa merupakan hasil dari sebuah sebab. Begitu pula dengan kehidupan, setiap perilaku sekecil apapun, perbuatan sekecil apapun akan mendapat pembalasan/perhitungan. Jika menghendaki diperlakukan baik maka berlakulah dengan baik. Waspada Kepada diri PribadiMenghindari juga mewaspadai perbuatan dan perilaku yang negatif penting untuk selalu dilakukan. Perbuatan-perbuatan negatif yang mengakibatkan hina, celaka dan menderita, kita harus menjaga diri, menjaga lisan dan ucapan, sikap dan perbuatan yang berpotensi mencelakai sesama manusia, makhluk lain, dan lingkungan alam semesta. Misalnya perbuatan-perbuatan angkara yang membawa cela seperti menghina, iri, dengki, merugikan orang lain, mencelakai, merusak dan menganiaya terhadap sesama manusia ataupun sesama makhluk terhadap apapun yang bisa menghambat kemuliaan hidup terutama mewaspadai diri pribadi dari perilaku badan dan perilaku batin. Mewaspadai diri pribadi berati kita harus bertempur melawan kekuatan negatif dalam diri, nafsu dan angkara. Yang menebar aura buruk berupa kehendak untuk menangnya sendiri, butuhnya sendiri egois dan benernya sendiri. Adigang adigung adiguna, kita harus mewaspadai diri pribadi dari nafsu mentang-mentang yang memiliki kecenderungan eksploitasi dan penindasan adigang, adigung, adiguna juga nafsu aji mumpung/mentang-mentang ing ngarsa mumpung kuasa, ing madya nggawe rekasa, tutwuri nyilakani di depan karena berkuasa atau memimpin maka menyalahgunakan kekuasaan, bila di tengah membuat masalah/ menyusahkan, di belakang justru mencelakakan. Waspada dan Cermat Membaca Bahasa AlamWaspada dalam arti cermat membaca bahasa alam hanggayuh kawicaksananing Gusti. Bahasa alam merupakan perlambang apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bencana alam bagaikan perangkap ikan. Hanya ikan-ikan yang selalu eling dan waspada yang akan selamat. Semoga kita selalu dianugerahkan dari sikap eling dan waspada adalah segala pikiran, ucapan, sikap dan perbuatan kita dalam interaksi dengan sesama manusia, seluruh makhluk, dan lingkungan alam selalu dilandasi oleh keluhuran budi pekerti, arif dan kehidupan ini dengan kaidah-kaidah kebaikan dan welas asih seperti tersebut di atas agar senantiasa dilimpahkan rahmat dan kebaikan dari sapa nggawe bakal nganggo, siapa menanam akan memanen, barang siapa menabur angin akan menuai badai. Dalam kondisi alam bergolak, hukum sebab akibat akan mudah terwujud dan menimpa siapapun. Kecuali orang-orang yang selalu eling dan waspada. Karena kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan kepada sesama, kepada semua makhluk, dan lingkungan alam sekitar, akan menjadi pelindung yang menjauhkan dari malapetaka, bahaya, kesialan bagi diri pribadi. Semoga bermanfaat. SourceGesta Bayuadhy. 2015. Eling lan Waspada Yogyakarta. Saufa. ISBN 978-602-255-881-1Poerwadarminta, 1939. Baoesastra Djawa. Batavia WoltersRaden Ngabehi Rangga Warsita Serat Kalatida Tamzi Kompasiana Arti 'PUTRA WAYAH KAKI Apa artinya “ PUTRA WAYAH KAKI “ ?P = Purwa = PersembahanU = Urip = HidupT = Tanduro = TanamlahR = Rohanimu = RohanimuA = Asor lan adil = Rendah hati dan adil Artinya Pemulaannya adalah hidup. Hidup bisa tentram bahagia dan berkecukupan, apabila ada rohaninya. Rohani yang ditanamkan harus dengan rasa rendah hati dan penuh = Wani = BeraniA = Anggauahi = MelaksanakannyaY = Yudha papa = TirakatA = Antuk nugrahaning = Mendapatkan anugrahH = Hyang = TuhanK = Kuwajiban = KewajibanA = Anggayahi = Melaksanakan / MelindungiK = Kawula alit = Rakyat kecilI = indhenging Bawana = SeduniaAnak cucu Kaki, harus berani bersusah payah tetapi tidak harus menderita dan terlunta-lunta hingga pada akhirnya akan mendapatkan kebahagiaan dan menyembah / persembahan kepada Tuhan , ada 3 hal, yaitu 1. ingat den percaya. Ingat belum tentu percaya dan percaya belum tentu Orang yang sudah ingat dan percaya, seharusnya bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas kepada Orang yang sudah bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas seharusnya berbakti dengan sepenuh hati. Presiden Joko Widodo kembali menyoroti krisis yang menghantui dunia, dan meminta Indonesia untuk mewaspadai beberapa krisis yang saat ini terjadi secara global, dari krisis kesehatan karena pandemi Covid-19, hingga perekonomian dunia yang masih belum pulih. Kondisi ini semakin buruk dengan munculnya perang di Ukraina yang menyebabkan krisis pangan, energi, dan itu, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dalam segala hal. “Kita harus selalu eling lan waspodo, harus ingat dan waspada. Kita harus selalu cermat dalam bertindak, kita harus selalu hati-hati dalam melangkah,” kata Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan Presiden, Selasa 16/8.Mantan gubernur DKI Jakarta ini kemudian menegaskan bahwa lima agenda besar bangsa tidak boleh berhenti, meski sedang terjadi krisis global. Agenda tersebut adalah hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau, serta memperkuat perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi rakyat. Selain itu, mendukung UMKM agar naik kelas, dan menjaga keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara."Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu, mendukung agenda besar bagi pencapaian Indonesia Maju. Dengan komitmen dan kerja keras, dengan inovasi dan kreativitas," tutur eling lan waspodo ini berasal dari petuah ajaran Jawa berupa norma agar memiliki moral baik. Melansir laman Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DPAD Jogjakarta, petuah ini termasuk dalam trisila Kejawen yaitu ojo dumeh, eling, lan pertama, yakni ojo dumeh melarang penganutnya bersifat dumeh. Maksud dumeh adalah suatu keadaan kejiwaan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu selagi ia berkuasa. “Sedangkan eling lan waspada berarti dalam segala perbuatan dan tindakan, harus selalu ingat dan waspada demi keselamatan,” tulis Center of Excellence di laman DPAD Jogjakarta. Di sisi lain, Jokowi menyebut bahwa Indonesia masuk ke dalam negara yang mampu menghadapi krisis multisektor global. Ada tiga indikator yang disebutkan Jokowi, pertama, Indonesia masuk dalam negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Ini ditunjukkan dari vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia, dengan jumlah 432 juta dosis vaksin yang sudah diterima rakyat inflasi Indonesia berhasil dipertahankan pada kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN di angka 7%, serta angka inflasi negara maju. Kemudian ketiga, APBN berada pada posisi surplus Rp 106 triliun hingga pertengahan 2022. Pemerintah pun telah memberi subsidi BBM, LPG, dan listrik senilai Rp 502 triliun, agar harga BBM di masyarakat tidak melonjak pertumbuhan ekonomi yang menorehkan hasil positif 5,44% pada kuartal II 2022. Neraca perdagangan pun surplus selama 27 bulan berturut-turut. Bahkan, mencapai Rp 364 triliun pada paruh pertama 2022. “Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati,” kata Jokowi. HURUF JAWA DAN TAFSIRANNYAHA = HABARIRA SEJATINE WAHANANING HYANG. MANUNGSA IKU JEJER UTUSANING GUSTI KANG MURBENG DUMADI ARTINYA Adanya kita sesungguhnya ciptaan-Nya manusia itu sebagai utusan Gusti Kang Murbeng Dumadi NA = NADYA ORA KASAT MATA MESTHI HANA. GUSTI KANG MURBENG DUMADI ASIFAT LAYU KAYAFU ARTINYA Meskipun tak terlihat mata, pasti ada. Gusti Kang Murbeng Dumadi bersifat ada/wujud CA = CAREMING HYANG YEKTI TAN CETHA WINECA. GUSTI KANG MURBENG DUMADI ANGLIPUTI KABEH CIPTA- NE ARTINYA Ciptaan YANG MAHA KUASA tidak dapat diramal. Gusti Kang Murbeng Dumadi meliputi semua ciptaan-Nya RA = RASAKNA CAKETA LAN HANGGANIRA. MLEBU WETUNING NAPAS ING SABEN WEKTU ARTINYA Rasakanlah kedekatan-Nya dengan badan jasmanimu. Keluar masuknya nafas disetiap saat KA = KAWRUHANA YWA KONGSI KURANG WEWOKA. KAWRUHE KASEBUT TATANING PANEMBAH ARTINYA Ketahuilah jangan sampai kurang waspada Pengetahuannya disebut TATANING PANEMBAH DA = DADI SASAR YEN SIRA ORA WASPADA. TATA-TITIS-PUTUS MARANG KAWRUH PRAKARA GUSTI KANG MURBENG DUMADI UTAWA THEOLOGI-THEOSUFI ARTINYA Menjadi tersesat jika engkau tidak waspad. Tata – tepat – putus - terhadap pengetahuan – pengetahuan tentang Gusti Kang Murbeng Dumadi TA = TAMATNA PRABANE HYANG SUNG SASMITA. ANGEN-ANGEN CIPTA –SIR LAN OSIH KANG DUMUNING ING JIWANING MANUNGSA ARTINYA Resapilah dan heningkan cahaya Tuhan yang penuh dengan perlambang. Angan – Angan, pikiran, dan kehendak yang bersemayam dijiwa manusia SA = SASMITANE KANG KONGSI BISA KARASA. TANSAH SYUKUR MARANG PEPARINGAN GUSTI KANG MURBENG DUMADI ARTINYA Perlambang yang sampai bias dirasakan. Selalu bersyukur pada pemberian Gusti Kang Murbeng Dumadi WA = WASPADAKNA WEWADI KANG SIRA GAWA. MANUNGSA KASERENAN SIFATING GUSTI KANG MURBENG DUMADI ARTINYA Waspadalah pada rahasia yang engkau bawa. Manusia memiliki sifat Gusti Kang Murbeng Dumadi LA = LALEKNA YEN SIRA TUMEKANING LALIS. PASRAH – SUMELEH – SUMARAH MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI ARTINYA Lupakan jika datang matimu. Pasrah – berserah – menyerahkan diri pada Gusti Kang Murbeng Dumadi PA = PATI SASAR TAN WUS MANGGYA PAPA. SUPAYA BISA NGGAYUH PATI PATITIS KUDU NGERTI MARANG KAWRUH, SANGKAN PARANING DUMADI ARTINYA Kematian yang sesat tidak akan mendapatkan apa – apa. Agar bisa mencapai kematian sempurna harus memahami pengetahuan asal – usul DHA = DHASAR BEDA LAN WUS KALIS ING GODHA. MANUNGSA WUS JEJER MANUNG GALING KAWULA MARANG GUSTI ORA BAKAL KALUT GEBYARING KADONYAN ARTINYA Dasarnya berbeda dan telah jauh dari godaan. Manusia yang telah dekat dengan TUHAN tidak akan hanyut tergoda oleh indahnya / nikmatnya duniawi JA = JANGKANE MUNG JINAK JENJEMING JIWANYA. NGGAYUH MARANG KASIDAN JATI / PATI PATITIS ARTINYA Yang dicita –citakan hanya ketentraman dan kedamaian jiwanya. mengharap kepada kesempurnaan jiwa sukmaya / kematian sejati YA = YITNANA LIYEP LUYUTING PRALAYA. NGRACUTA YEN SIRA LAGI SEKARAT ARTINYA Hati – hatilah menghadapi kematian. Ikhlaskanlah jika telah sekarat NYA = NYATA SUNYA NYEYET LABATING KADONYAN. MATI IKU ORA ANA SESAMBUNGE KARO KADONYAN ARTINYA ;Nyata – nyata sepi setelah kehidupan duniawi. Mati itu tidak ada hubungannya dengan kehidupan duniawi MA = MADYENG NGALAM PARANTUNAN HAYWA SAMAR. ASAL SAKA GUSTI KANG MURBENG DUMADI BALI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI / KASIDAN JATI ARTINYA Di tengah – tengah alam penantian jangan ragu – ragu. Berasal dari Gusti Kanhg Murbeng Dumadi kembali pada Gusti Knag murbeng Dumadi / kematian yang sempurna GA = GAYUHANE TANNA LIYAN MUNG KANG SARWA HARGA. ORA ANA GEGAYUHAN KANG LUHUR DHEWE KAJABA MUNG KASIDAN JATI ARTINYA Keinginan tidak lain hanyalah yang serba luhur / tinggi. Tiada keinginan yang luhur kecuali kematian yang sempurna BA = BALI MURBA WISESA NJERO JABA. MANUNGGAL SAWIJI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI ARTINYA Kembali menguasai luar dalam. Bersatu kembali kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi THA = THUKULE WIDADARJA TEBIK NISTHA. NGUNDHUH AYEM – TENTREM – LANGGENG ARTINYA Tumbuhnya pengetahuan yang baik, jauh dari kenistaan. Menuai kedamainan – ketentraman – keabadian NGA = NGARAH – ARAH HING REH MARDI – MARDININGRAT TANSAHA KULINA NGELELATIH SUPAYA BISA TEMUJU MARANG KAWASKITHAN ARTINYA Menuju ke jalan di jagad ini. Selalulah terbiasa berlatih agar dapat menuju pada KAWASKITHAN

arti ojo dumeh eling lan waspodo